5 Keuntungan Tidak Terlalu Akrab dengan Rekan Kerja
Pernah gah dibilang oleh teman kerja kamu “Sombong amat sih jarang ngobrol dan nggak pernah mau hangout sama kita, makan sama kita, olahraga bareng kita, dan sebagainya?”
limat tersebut pasti sering kamu terima, ketika sisi introvert yang kamu punya ditafsirkan berbeda saat kamu nggak bisa terlalu akrab dengan lingkunganmu. Kadang kamu khawatir karena sikap kurang luwesmu ini membuatmu seolah terkucilkan di kantor. Nggak punya teman dekat, apalagi sahabat. Hubungan yang terjalin ya sebatas rekan kerja saja. Memangnya apa yang salah kalau sikap kita begini?
Padahal, jika mau lebih bijak memandangnya, tidak terlalu dekat dengan rekan kerja itu tidak selalu negatif kok. Situasi kamu yang nggak terlalu akrab dengan rekan kerja, bahkan bisa saja berubah menjadi keuntungan tersendiri untukmu. Eits, tapi jangan disalah artikan kamu harus menjauhi rekan kerjamu lo.
Interaksi sosial tetap mesti diupayakan agar kamu bisa berproses dengan baik. Hanya saja kamu tidak perlu minder bila memang tidaak bisa seakrab itu sama rekan kerja. Karena di balik kesan “ansos” itu, ada keuntungan yang bisa kamu dapatkan.
1. Kenal sekenanya saja dengan rekan kerja akan membuatmu terhindar dari konflik
Muncul konflik dengan rekan kerja itu tidak enak banget. Kebayang kan, kita harus bertemu setiap hari tapi posisinya lagi perang dingin? Nah, kalau kamu tipe yang tidak teralu akrab dengan rekan kerja, kamu beruntung karena bisa menekan potensi munculnya konflik. Ketika kamu hanya berhubungan dengan hal yang berkaitan dengan pekerjaan saja, maka perkara becandaan yang kelewat batas, atau dibecandain pas lagi bad mood tentunya tidak akan bikin kamu terganggu.
2. Profesionalitas tetap terjaga
Apa yang menjadi kenyamananmu bisa terjaga. Kamu tidak perlu menekan perasaan pribadi hanya untuk tetap profesional. Memang sih, urusan pribadi dan urusan pekerjaan itu mau bagaimanapun mesti dipisahkan. Tapi, untuk mereka yang saling akrab bahkan sampai berkawan di luar urusan kantor, tentu saja mengontrol perasaan pribadi untuk tidak mencampuri profesionalitas ini cukup sulit. Contohnya, lihat saja temanmu yang cinlok terus gagal jadian apalagi orang yang kita incar menikah dengan teman sekantor. Wahh..wah..
3. Lebih bijaksana dalam menghadapi sikap tiap rekan kerja
Karena kamu hanya mengenal setiap rekan kerja secukupnya saja, maka kamu bisa lebih sederhana dalam menghadapi sikapnya. Kamu tidak harus mengurai kerumitan sifat seseorang, hanya untuk memahami sikapnya. Intinya, kamu akan lebih santai dalam menghadapi tiap rekan kerja. Nggak ada emosi dan baper-baperan gitu lo.
3. Produktifitas kerja meningkat
Ngobrol itu enak. Apalagi kalau sama teman akrab. Waktu tidak akan terasa berputar. Kamu masuk kerja jam 7 pagi, lalu asyik ngobrol sambil bisik-bisik dan sadar sudah jam makan siang sementara kerjaan keteteran. Tentu saja mereka yang akrab juga bisa mengontrol waktunya, tapi, jika hubunganmu dengan rekan hanya seputar urusan kerjaan saja, energimu bisa dialihkan untuk fokus pada pekerjaan. Jadi bisa pulang tenggo deh
4. Waktu luangmu adalah milikmu
Tentunya kamu juga butuh me time atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan apa yang kamu mau. Memaksa dan terpaksa tidak akan kamu rasakan jika hubunganmu dengan rekan tidak begitu akrab. Kamu tidak perlu mengorbankan waktu untuk sesuatu yang kamu tidak ingin lakukan, hanya karena tidak enak hati. Misalnya harus ikut acara di luar karena seluruh “anggota geng” di kantormu datang.
5. Karena terhindar dari rasa tidak enakan, kamu jadi bisa fokus bikin kariermu berkembang
Dunia kerja itu kadang sadis. Sikut menyikut demi persaingan karir tidak jarang dilakukan. Nah, dengan terbebas dari perasaan tidak enak hati, kamu bisa lebih luwes dalam mengambil tindakan yang sekiranya menguntungkan posisimu. Eits, bukan berarti kamu bebas menjatuhkan rekan kerjamu dengan cara yang tidak adil, ya. Tapi, dengan itu kamu bisa lebih objektif dalam menilai segala hal dengan pertimbangan karirmu, bukan perasaan pribadi terhadap rekan kerja.
Nah, jadi diri sendiri adalah langkah paling bijak yang harus kamu lakukan. Kamu nggak usah minder dengan sifatmu yang sedikit tertutup. Nggak perlu ngoyo mengubah diri jadi lebih terbuka dan menyenangkan jika memang itu nggak bikin kamu nyaman. Toh, dengan itu kamu bisa mengoptimalkan potensi diri. Tapi ingat, nggak akrab bukan berarti kamu anti terhadap rekan kerjamu. Kamu tetap membutuhkan mereka untuk menunjang kinerja. Buka dirimu sekadarnya saja dengan prinsip less is more.
limat tersebut pasti sering kamu terima, ketika sisi introvert yang kamu punya ditafsirkan berbeda saat kamu nggak bisa terlalu akrab dengan lingkunganmu. Kadang kamu khawatir karena sikap kurang luwesmu ini membuatmu seolah terkucilkan di kantor. Nggak punya teman dekat, apalagi sahabat. Hubungan yang terjalin ya sebatas rekan kerja saja. Memangnya apa yang salah kalau sikap kita begini?
Padahal, jika mau lebih bijak memandangnya, tidak terlalu dekat dengan rekan kerja itu tidak selalu negatif kok. Situasi kamu yang nggak terlalu akrab dengan rekan kerja, bahkan bisa saja berubah menjadi keuntungan tersendiri untukmu. Eits, tapi jangan disalah artikan kamu harus menjauhi rekan kerjamu lo.
Interaksi sosial tetap mesti diupayakan agar kamu bisa berproses dengan baik. Hanya saja kamu tidak perlu minder bila memang tidaak bisa seakrab itu sama rekan kerja. Karena di balik kesan “ansos” itu, ada keuntungan yang bisa kamu dapatkan.
1. Kenal sekenanya saja dengan rekan kerja akan membuatmu terhindar dari konflik
Muncul konflik dengan rekan kerja itu tidak enak banget. Kebayang kan, kita harus bertemu setiap hari tapi posisinya lagi perang dingin? Nah, kalau kamu tipe yang tidak teralu akrab dengan rekan kerja, kamu beruntung karena bisa menekan potensi munculnya konflik. Ketika kamu hanya berhubungan dengan hal yang berkaitan dengan pekerjaan saja, maka perkara becandaan yang kelewat batas, atau dibecandain pas lagi bad mood tentunya tidak akan bikin kamu terganggu.
2. Profesionalitas tetap terjaga
Apa yang menjadi kenyamananmu bisa terjaga. Kamu tidak perlu menekan perasaan pribadi hanya untuk tetap profesional. Memang sih, urusan pribadi dan urusan pekerjaan itu mau bagaimanapun mesti dipisahkan. Tapi, untuk mereka yang saling akrab bahkan sampai berkawan di luar urusan kantor, tentu saja mengontrol perasaan pribadi untuk tidak mencampuri profesionalitas ini cukup sulit. Contohnya, lihat saja temanmu yang cinlok terus gagal jadian apalagi orang yang kita incar menikah dengan teman sekantor. Wahh..wah..
3. Lebih bijaksana dalam menghadapi sikap tiap rekan kerja
Karena kamu hanya mengenal setiap rekan kerja secukupnya saja, maka kamu bisa lebih sederhana dalam menghadapi sikapnya. Kamu tidak harus mengurai kerumitan sifat seseorang, hanya untuk memahami sikapnya. Intinya, kamu akan lebih santai dalam menghadapi tiap rekan kerja. Nggak ada emosi dan baper-baperan gitu lo.
3. Produktifitas kerja meningkat
Ngobrol itu enak. Apalagi kalau sama teman akrab. Waktu tidak akan terasa berputar. Kamu masuk kerja jam 7 pagi, lalu asyik ngobrol sambil bisik-bisik dan sadar sudah jam makan siang sementara kerjaan keteteran. Tentu saja mereka yang akrab juga bisa mengontrol waktunya, tapi, jika hubunganmu dengan rekan hanya seputar urusan kerjaan saja, energimu bisa dialihkan untuk fokus pada pekerjaan. Jadi bisa pulang tenggo deh
4. Waktu luangmu adalah milikmu
Tentunya kamu juga butuh me time atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan apa yang kamu mau. Memaksa dan terpaksa tidak akan kamu rasakan jika hubunganmu dengan rekan tidak begitu akrab. Kamu tidak perlu mengorbankan waktu untuk sesuatu yang kamu tidak ingin lakukan, hanya karena tidak enak hati. Misalnya harus ikut acara di luar karena seluruh “anggota geng” di kantormu datang.
5. Karena terhindar dari rasa tidak enakan, kamu jadi bisa fokus bikin kariermu berkembang
Dunia kerja itu kadang sadis. Sikut menyikut demi persaingan karir tidak jarang dilakukan. Nah, dengan terbebas dari perasaan tidak enak hati, kamu bisa lebih luwes dalam mengambil tindakan yang sekiranya menguntungkan posisimu. Eits, bukan berarti kamu bebas menjatuhkan rekan kerjamu dengan cara yang tidak adil, ya. Tapi, dengan itu kamu bisa lebih objektif dalam menilai segala hal dengan pertimbangan karirmu, bukan perasaan pribadi terhadap rekan kerja.
Nah, jadi diri sendiri adalah langkah paling bijak yang harus kamu lakukan. Kamu nggak usah minder dengan sifatmu yang sedikit tertutup. Nggak perlu ngoyo mengubah diri jadi lebih terbuka dan menyenangkan jika memang itu nggak bikin kamu nyaman. Toh, dengan itu kamu bisa mengoptimalkan potensi diri. Tapi ingat, nggak akrab bukan berarti kamu anti terhadap rekan kerjamu. Kamu tetap membutuhkan mereka untuk menunjang kinerja. Buka dirimu sekadarnya saja dengan prinsip less is more.
Hipwee