Mitos vs Fakta: Ibu Dilarang Keluar Rumah 40 Hari Setelah Melahirkan
Ilustrasi: ibu setelah melahirkan ©bandungnewsphoto.com |
Sebenarnya ada apakah di balik tradisi 40 hari ini? Khususnya kalau dilihat dari sisi medis dan psikologis ibu setelah melahirkan. Ternyata penjelasan yang didapat cukup relevan dan membuat kita lebih memaklumi kebiasaan orang tua zaman dulu yang menurunkan tradisi ini.
1. Fakta Medis Di Balik Mitos 40 Hari
Menurut dokter kebidanan dan kandungan dr. Benny Johan Marpaung, Sp. OG., yang dilansir dari parentalk.id secara medis tidak ada kondisi khusus yang melarang ibu untuk keluar rumah setelah melahirkan.
“Secara medis, tidak ada larangan. Hanya saja kan ada masa nifas selama 42 hari. Berhubung masih keluar darah nifas, bisa jadi ibu merasa tidak nyaman beraktivitas di luar rumah karena harus sering ganti pembalut,” jelas dokter Benny. “Jadi sebenarnya ibu boleh-boleh saja beraktivitas di luar rumah asal kondisi tubuhnya mendukung.”
Dari penjelasan tersebut, kalau dipikir-pikir ada benarnya juga orang tua kita khususnya di kampung-kampung melarang anaknya yang baru melahirkan untuk keluar rumah sampai 40 hari, hal ini karena puluhan tahun yang lalu dikampung belum adanya pembalut dan harus berganti-ganti kain (tapih) karena masih keluar darah nifas. Jadi untuk beraktifitas di luar rumah sangat tidak mungkin.
Selain itu, setelah melahirkan biasanya ibu butuh waktu pemulihan sekitar 3-4 minggu. Di masa itu, ibu yang melahirkan normal sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Sementara ibu yang melahirkan lewat operasi caesar, luka luar bekas jahitannya juga sudah mulai mengering. Tapi untuk penyembuhan luka dalam butuh waktu lebih lama, yaitu sekitar 3 bulan.
Selain faktor ibu, dokter Benny juga menambahkan pertimbangan kondisi bayi yang baru lahir. “Bayi baru lahir atau neonatus, kondisinya rentan sekali. Karena dia masih adaptasi dengan dunia luar.”
“Sebenarnya bayi boleh keluar, misalnya untuk dijemur waktu pagi hari. Tapi kalau untuk aktivitas lain di tempat umum perlu dipertimbangkan. Imunisasinya kan belum lengkap, daya tahan bayi juga belum kuat. Sehingga beresiko terinfeksi virus, seperti flu misalnya. Penanganannya bisa lebih sulit,” jelas dokter Benny.
2. Fakta 40 Hari Dari Sisi Psikologi
Dalam artikel Rumah Dandelion disebutkan, ibu yang baru melahirkan cenderung mengalami baby blues. Hal ini ditandai dengan kondisi ibu yang mudah menangis, emosi tidak stabil, gampang marah, serta gangguan makan dan tidur.
Survei oleh tim Rumah Dandelion juga menunjukkan, 66% ibu yang baru melahirkan butuh waktu sekitar 0-3 bulan untuk kembali bersosialisasi dengan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan atau didapatkan ibu pun mirip dengan kebiasaan yang dilakukan dalam tradisi 40 hari.
Misalnya, mengelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung (social support), tidak sungkan meminta bantuan dari orang lain. Serta menghabiskan waktu dengan bayi, agar bisa merekatkan bonding dan mengurangi baby blues.
Tapi untuk larangan keluar rumah, sebenarnya bisa disesuaikan. Dalam tulisannya “Post-Partum Depression: Do’s and Don’ts” , psikolog Nadya Pramesrani menyarankan ibu untuk berjalan kaki atau jogging ringan di sekitar kompleks rumah. Cara ini membuat ibu dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga terhindar dari resiko depresi.
Jadi sebenarnya dari mitos tersebut, ada sisi baik yang berguna bagi Ibu. Tapi kalau perlu, ibu dapat mengadaptasinya sesuai kebutuhan masing-masing. Hal yang penting untuk tetap bijak menanggapi nasihat orang tua tentang hal itu apalagi dalam lingkungan keluarga yang masih menjunjung tradisi leluhur.
Tags:
Parenting