5 Teh Terbaik Untuk Meredakan Gejala Asma
Credit: freepik.com/fabrikasimf |
Teh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Hari-hari kita terasa tidak lengkap tanpa secangkir teh hangat di pagi hari. Orang-orang minum teh untuk menghilangkan stres, meningkatkan energi, meredakan sakit kepala migrain, dan masih banyak lagi. Tetapi satu hal yang mungkin tidak Anda ketahui adalah bahwa minum teh sebenarnya juga dapat membantu meredakan gejala asma.
Asma adalah kondisi kesehatan serius yang menyebabkan lapisan saluran udara menyempit dan membengkak sehingga menimbulkan gejala seperti batuk, mengi (nafas bunyi), sesak napas, dan dada tersumbat
Sebuah studi review menunjukkan bahwa ada ribuan herbal dan rempah-rempah yang telah digunakan dalam bentuk teh selama berabad-abad di seluruh dunia untuk mendukung kesehatan pernapasan. Jika Anda mengalami gejala asma ringan, Anda dapat meminum teh ini untuk meredakan nyeri seketika. Namun, jika Anda menyadari bahwa gejala Anda semakin parah, segera konsultasikan ke dokter.
Berikut ini adalah 5 resep teh terbaik untuk meredakan gejala asma.
1. Teh hitam
Teh hitam adalah minuman populer yang dikonsumsi di seluruh dunia. Teh ini berasal dari tanaman Camellia sinensis. Penelitian telah menunjukkan bahwa teh hitam mengandung kafein, yang dapat membantu melemaskan saluran udara dan meningkatkan fungsi paru-paru Anda. Namun, hal ini dapat meredakan gejala asma untuk sementara
Cara membuat: Dalam secangkir air mendidih, tambahkan 1 sdt daun teh hitam dan biarkan terendam selama 5 menit. Saring teh dan minumlah.
2. Teh hijau
Teh hijau, salah satu minuman yang banyak dikonsumsi juga berasal dari tanaman Camellia sinensis. Teh hijau penuh dengan antioksidan dan senyawa tanaman bermanfaat. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa teh hijau mengandung epigallocatechin gallate (EGCG), sejenis senyawa tanaman yang dapat membantu menurunkan peradangan saluran napas dengan asma bronkial.
Selain itu, teh hijau mengandung kafein, yang dapat meningkatkan fungsi saluran udara hingga empat jam pada pasien asma, sehingga memberikan kelegaan sementara.
Cara membuat: Dalam cangkir tambahkan 1 sdt daun teh hijau dan tuangkan air mendidih ke atas daunnya. Biarkan terendam selama 5 menit. Saring dan minum.
3. Teh jahe
Jahe (Zingiber officinale) adalah rempah terkenal yang dikemas dengan nutrisi dan senyawa bioaktif. Studi tabung reaksi menggunakan sel manusia telah menemukan bahwa gingerol dan shogaols, dua senyawa penting yang ada dalam jahe dapat membantu memerangi asma dengan menurunkan peradangan saluran udara.
Studi lain menunjukkan bahwa jahe secara efektif dapat mengurangi gejala asma pada pasien asma
Cara membuat: Dalam secangkir air mendidih, tambahkan 1 sdt jahe parut. Seduh selama 10 hingga 20 menit dan saring sebelum diminum.
4. Teh kayu putih
Pohon kayu putih banyak digunakan karena khasiat obatnya. Daun pohon ekaliptus digunakan untuk membuat teh kayu putih dan minyak esensial kayu putih.
Teh kayu putih mengandung antioksidan dan senyawa tanaman seperti kayu putih, juga dikenal sebagai cineole, yang telah terbukti membantu memperbaiki gejala asma.
Studi lain juga menunjukkan bahwa aktivitas anti-inflamasi eukaliptol dapat membantu mengelola gejala asma.
Cara membuat: Dalam secangkir air mendidih, tambahkan 1 sdt daun kayu putih kering. Seduh selama 10 menit dan saring teh untuk menghilangkan daunnya sebelum diminum.
5. Teh licorice
Teh licorice yang terbuat dari akar tanaman licorice (Glycyrrhiza glabra) digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit termasuk asma. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak glycyrrhizin dari akar licorice dapat membantu meringankan gejala asma, terutama bila dikombinasikan dengan pengobatan asma saat ini.
Namun, studi penelitian manusia terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Cara membuat: Tambahkan 1 sdt akar licorice kering ke dalam 1 gelas air. Panaskan air dan rendam selama 5 menit. Saring airnya dan buang akar licorice.
Disclaimer: Konten ini murni bersifat informatif dan edukatif dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran medis. Harap gunakan konten hanya dengan berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli kesehatan bersertifikasi yang sesuai.