Hubungan Vaksin COVID-19 dan Kekebalan Tubuh
Kekhawatiran tertentu tentang keamanan vaksin berkaitan dengan bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem kekebalan, atau bahkan bagaimana sistem kekebalan berfungsi dalam situasi yang berbeda
Vaksin, seperti infeksi alami, menyebabkan kekebalan jangka panjang. foto: freepik.com/freepik |
Setiap orang ingin memperkuat sistem kekebalan mereka sehingga mereka dapat menangkal penyakit, atau melawannya, secara efektif. Dalam pandemi yang sedang berlangsung, satu pertanyaan yang banyak diajukan orang adalah tentang kemanjuran vaksin COVID-19, dan apakah seseorang benar-benar membutuhkannya. Dilansir dari laman healthline, proses imunitas akibat vaksin dan vaksinasi telah menjadi "tambahan penting" untuk pertahanan terhadap COVID-19.
Ini sudah pasti. Tetapi kemampuan kita untuk mencapai kekebalan kelompok yang diinduksi oleh vaksinasi masih belum diketahui. Itu seharusnya tidak menghentikan kita untuk mencoba. Itu juga seharusnya tidak menghentikan dokter untuk mempraktikkan dan mempromosikan pedoman keselamatan yang benar-benar dapat mengekang penyebaran penyakit.
Jika COVID-19 adalah kebakaran hutan yang berkecamuk, maka vaksin adalah petugas pemadam kebakaran yang berusaha memadamkannya. Selain harus melanjutkan dengan tindakan pencegahan menjaga jarak sosial, pemakaian masker, kebersihan tangan, dan rapid test.
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 65 hingga 70 persen populasi tertentu harus divaksinasi untuk menghentikan penyebaran penyakit. Setelah ambang batas itu dilewati, virus COVID-19 akan memiliki terlalu sedikit inang manusia untuk dipilih, menurunkan tingkat penularan secara drastis. Proses untuk mencapainya adalah teori sederhana, tetapi melelahkan dan memakan waktu dalam praktiknya.
Keamanan vaksin dan kekebalan
Kekhawatiran tertentu tentang keamanan vaksin berkaitan dengan bagaimana vaksin berinteraksi dengan sistem kekebalan, atau bahkan bagaimana sistem kekebalan berfungsi dalam situasi yang berbeda. Misalnya, infeksi alami versus imunisasi. Meskipun wajar untuk mempertimbangkan masalah ini, penting untuk memahaminya dalam konteks bagaimana sistem kekebalan bekerja. Memang benar bahwa infeksi alami menyebabkan kekebalan yang lebih baik daripada vaksin. Perbedaan, bagaimanapun, antara vaksinasi dan infeksi alami adalah harga yang dibayarkan untuk kekebalan. Apakah kita bersedia menunggu selama itu agar lebih banyak orang terinfeksi atau lebih banyak nyawa hilang? Atau apakah kita perlu mencari solusi proaktif?
Vaksin, seperti infeksi alami, menyebabkan kekebalan jangka panjang. Dan terlebih lagi, kandidat vaksin yang telah mendapat persetujuan dari otoritas kesehatan dan aman. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki lebih banyak keraguan.
Tags:
Kesehatan