AWAS! Kunyit Tidak Sesehat yang Anda Pikirkan - Ketahui Efek Samping Berbahaya

awas-kunyit-tidak-sesehat-yang-anda-pikirkan
Mengonsumsi suplemen kunyit dalam jumlah banyak bahkan bisa menimbulkan gejala, termasuk sakit perut. (Shutterstock)

Kunyit adalah bumbu klasik Nusantara yang digunakan tidak hanya untuk meningkatkan cita rasa masakan tetapi telah digunakan sebagai obat ajaib dalam Ayurveda dan pengobatan Tiongkok selama ribuan tahun. Ini dianggap sebagai obat alami untuk berbagai macam keluhan kesehatan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dan konsumsi rempah emas yang berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan. Baca terus untuk mengetahui tentang efek samping kunyit.

Kunyit, bumbu emas dikenal karena khasiat penyembuhannya yang luar biasa dan telah digunakan sejak dahulu kala di banyak masakan India, Indonesia dan Timur Tengah. Kunyit mengandung polifenol alami yang disebut kurkumin, yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi.

Kunyit kaya akan fitonutrien yang melindungi tubuh dengan menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan. Menjadi sepupu dekat jahe, bumbu ini bertanggung jawab atas warna kuning khas kari, dan telah digunakan untuk meredakan radang sendi, mengurangi gas, memperbaiki pencernaan, dan meningkatkan energi secara keseluruhan.

Namun, banyak penelitian mengatakan suplemen kurkumin harus dikonsumsi dengan hati-hati seperti antidepresan, antibiotik, antihistamin, antikoagulan, obat jantung, atau bahkan perawatan kemoterapi.

Menurut dokter, mengonsumsi suplemen kunyit dalam jumlah tinggi bahkan bisa menimbulkan gejala, termasuk sakit perut.

Potensi efek samping kunyit

Beberapa bukti potensi efek samping dari terlalu banyak kunyit dalam makanan Anda meliputi:
awas-kunyit-tidak-sesehat-yang-anda-pikirkan
Efek samping berbahaya jika konsumsi kunyit berlebihan. (Freepik)

Dapat membatasi penyerapan zat besi

Bagi mereka yang menderita kekurangan zat besi, terlalu banyak kunyit dalam makanan sehari-hari dapat semakin membatasi penyerapan nutrisi. Studi mengatakan bahwa kunyit, bersama dengan cabai, bawang putih, dan bawang bombay mengurangi ketersediaan zat besi sebesar 20-90 persen.

Dapat menyebabkan batu ginjal

Kunyit mengandung sekitar 2 persen oksalat, yang jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan batu ginjal.1

Menurut pakar kesehatan, Anda sebaiknya menghindari penggunaan bubuk kunyit komersial dalam dosis tinggi, karena dapat dipalsukan dan mengandung bahan yang berpotensi beracun.

Penelitian mengatakan bubuk kunyit komersial mungkin mengandung bahan pengisi seperti pati singkong atau jelai dan gandum atau bahkan tepung gandum hitam, yang dapat menyebabkan masalah bagi orang-orang dengan intoleransi gluten atau penyakit celiac.

Dapat menurunkan kadar gula darah terlalu banyak

Studi menunjukkan bahwa kunyit membantu menyeimbangkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Namun, hal ini juga dapat memperbesar dampaknya diabetes obat yang menurunkan gula darah, menyebabkan hipoglikemia.

Memiliki efek anti-koagulasi

Biasanya, suplemen diet seperti kunyit tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap cara tubuh Anda memproses obat-obatan, namun penelitian menunjukkan bahwa kunyit dapat meningkatkan atau mengganggu kerja beberapa obat yang Anda pakai.

Para ahli mengatakan kunyit memiliki efek antikoagulasi, mengganggu pembekuan darah. Mengonsumsi kurkumin dengan pengencer darah seperti aspirin, atau Jantoven dapat meningkatkan efeknya dan dapat menyebabkan pendarahan berlebihan.2

Masalah pencernaan

Kurkumin diketahui menyebabkan masalah pencernaan ringan seperti kembung, refluks asam, perut kembung, dan diare jika dosis hariannya melebihi 1.000 mg.

Dalam sebuah penelitian, beberapa pasien menderita kolorektal stadium lanjut kanker juga melaporkan mual dan diare karena mengonsumsi kurkumin 0,45-3,6 g per hari selama 1-4 bulan.3

Penafian: Tips dan saran yang disebutkan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum memulai program kebugaran apa pun atau melakukan perubahan apa pun pada pola makan Anda.