Menggali Potensi Anak Sebelum Memasuki Sekolah Dasar: Lebih dari Sekadar Calistung

menggali-potensi-anak-sebelum-memasuki-sekolah-dasar
Selain literasi membaca dan berhitung yang perlu diajarkan pada anak, ada kemampuan literasi lain yang bisa diajarkan. (Foto: freepik/odua)

Pendidikan anak sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD) adalah fondasi yang mempengaruhi perkembangan masa depannya secara signifikan. Meskipun calistung kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan fokus utama, terdapat beragam keterampilan yang penting bagi anak sebelum adanya masukan formal dari SD.

1. Kemampuan bertutur

Membangun kemampuan bertutur dimulai dari penginderaan dan kemampuan reseptif. Kemudian anak akan mempunyai kemampuan bertutur yang ekspresif. Kemampuan penginderaan didapat ketika anak dapat memberikan nama pada apa yang dilihat, diraba dan dirasa.

Misal ketika anak melihat apel, orang dewasa membantu mengenalkan kata apel kepada anak. Pada saat anak mendengarkan lawan bicara, mereka membangun keterampilan bahasa reseptif. Selanjutnya pada saat anak menyampaikan ide dan atau perasaannya dengan tuturan dalam bentuk kata-kata, anak pun membangun kemampuan bahasa ekspresif.

2. Kemampuan pengetahuan latar

Pengetahuan latar adalah pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya. Pengetahuan latar berupa latar fisik, budaya dan sosial. Latar fisik terdiri dari semua benda yang dapat diindera anak yang dapat memperkaya kosakata anak.

Misalnya tumbuhan, hewan, bangunan atau bentang alam. Pada saat bercakap-cakap anak akan menyampaikan apa yang pernah diindera atau dengan kata lain apa yang pernah mereka lihat, raba, hirup, dengar dan rasakan.

3. Kemampuan kosakata

Kosakata adalah perbendaharaan kata atau "tabungan kata" yang ditunjukkan dengan pengetahuan terhadap nama-nama benda, perbuatan, emosi dan konsep sederhana di sekitar anak (misalnya panjang atau pendek).

Dalam menambah kosakata pada anak usia dini bisa dilatih dengan memperkenalkan anak pada kosakata baru dari benda-benda atau sesuatu yang dekat dan familiar.

4. Kesadaran cetak

Kesadaran cetak adalah ketertarikan anak kepada benda-benda cetak, gambar, logo, merk. Kemampuan ini dapat diajarkan misalnya dengan memperkenalkan mereka dengan simbol-simbol di sekitar.

Tanda-tanda di tempat umum, seperti simbol toilet lelaki dan perempuan, tanda dilarang membuang sampah, dilarang berhenti, tanda-tanda lalu lintas adalah kesadaran cetak yang bisa dilatih. Pada intinya, anak dapat menyadari terdapat makna dibalik simbol atau tulisan cetak yang dilihat.

5. Kesadaran fonemik

Kesadaran fonemik adalah pengetahuan bahwa kata, kalimat terdiri atas satuan bunyi terkecil berwujud bunyi huruf dan tanda baca. Kesadaran fonemik diperlukan untuk membekali anak memahami dari bahasa lisan ke bahasa teks.

Dengan kesadaran fonemik yang kuat, peserta didik mampu mengaitkan antara bunyi kata atau kalimat yang ia dengar dengan bentuk huruf tertentu. Sehingga membuatnya dapat mengenali kata atau kalimat pada bacaan.

6. Kemampuan keaksaraan

Kemampuan anak menghubungkan huruf dengan bunyi, intonasi dengan tanda baca adalah unsur dari keaksaraan. Huruf, angka, tanda baca adalah bagian dari aksara.

Pada peserta didik perlu dikenalkan konsep aksara sesuai dengan bahasa yang digunakan. Secara umum, setiap bahasa memiliki dua unsur aksara tau vokal dan konsonan.

Demikian kemampuan literasi lain yang bisa diajarkan orangtua kepada anaknya. Dengan belajar literasi sederhana selain membaca dan berhitung, anak akan lebih tahu banyak hal dan lebih siap mengikuti pembelajaran di sekolah.

Menggali dan mendukung perkembangan keterampilan ini pada anak sebelum memasuki SD dapat memberikan fondasi yang kuat untuk menyerap pengetahuan yang diajarkan di sekolah. Selain itu, hal ini juga membantu dalam membentuk kepribadian yang seimbang dan tangguh bagi masa depan mereka.

Jadi, penting bagi kita sebagai orang tua dan pendidik untuk memperhatikan dan mengasah beragam aspek kemampuan anak sebelum mereka adiklimasikan ke dalam lingkungan pendidikan formal.